Anda gemar membuka-buka dan mematai ponsel pasangan? Sebelum segalanya terjadi, sebaiknya perhatikanlah anutan berikut ini perihal salah satu fenomena yang kian jamak dan dianggap sepele bahkan seakan menerima bermacam-macam pembenaran tersebut.
Menurut Penasihat Bidang Ilmu Pengetahuan Dar al-Ifta Mesir, Syekh Majdi Asyur, aturan menyelidiki dan memata-matai HP bagi pasangan suami istri ialah haram dan dihentikan agama.
“Larangan ini bersifat mutlak untuk keduanya tak ada pengecualian,” katanya menyerupai dikutip dari tayangan video resmi Lembaga Fatwa Mesir, di Jakarta, Rabu (25/1).
Dia menjelaskan, memata-matai pasangan dengan menyelidiki ponselnya ialah bentuk tajassus yang tidak diperbolehkan agama.
”Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, bergotong-royong sebagian prasangka itu ialah dosa dan janganlah kau mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS al-Hujurat [49]: 12).
Dia juga mengutip larangan mencari-cari kesalahan itu dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim.
Aksi tersebut merupakan gerbang menuju kecurigaan dan keraguan di antara pasutri. “Jika kedua hal itu sudah hinggap berpotensi besar mengakibatkan perceraian,” ujarnya.
Sebagai solusi, Syekh Majdi menyarankan pasutri (pasangan suami istri) saling menanam kepercayaan, buatlah pasangan nyaman dan tidak gampang berpaling.
Dalam konteks istri misalnya, berusahalah layani suami semaksimal mungkin. Demikian pula suami, hendaknya bisa memegang amanah dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
Dia menyebutkan, berapa banyak biduk rumah tangga tenggelam jawaban saling curiga-mencurigai dengan menyelidiki ponsel pasangan masing-masing.
Di Arab Saudi misalnya, pemicu kasus perceraian didominasi kecurigaan yang muncul di antara kedua pasutri usai ‘membongkar’ isi ponsel pasangannya.
Dia mengingatkan huruf setan itu akan menarik hati melalui aneka macam cara dan media yang memungkinkan, sesuai zamannya.
Dan media yang paling sempurna pada periode sekarang, antara lain ialah mematai HP pasangan.
“Jangan lakukan yang demikian, bertakwalah kepada Allah SWT, dan serahkan semua kepada-Nya,” kata Syekh Majdi. (republika)
Advertisement